Senin, 17 Oktober 2016

Antara Aku, Ibu dan Organisasi

Selasa, 18 Oktober 2016 
Antara Aku, Ibu dan Organisasi
Aku berasal dari keluarga sederhana, terlahir dari seorang ibu rumah tangga biasa dan seorang ayah yang hanya berjualan tempe di ibu kota seorang diri. Terdiri dari enam bersaudara, aku diurutan yang ke lima. Bagi simak dan bapak (begitu panggilanku kepada beliau), organisasi bukan sesuatu yang penting dan bahkan tidak mendatangkan manfaat menurutnya. Dari semua anggota keluargaku tidak ada yang berkiprah di dunia organisasi apapun baik di dalam sekolah maupun di masyarakat. Sedikit berbeda denganku yang mempunyai ketertarikan dengan dunia organisasi ketika duduk di bangku SMP. OSIS, KIR (Karya Ilmiah Remaja), Panti PKS (Pasukan Inti PKS) dan Pramuka pernah aku berkecimpung di dalamnya. Berangkat pagi pulang sore menjadi hal yang rutin dilakukan karena keikutsertaanku dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Agaknya organisasi tersebut tidak ku teruskan ketika aku duduk di bangku SMA bahkan sampai di perguruan tinggi. Alasan utamanya karena kekhawatiran simak terhadap kondisi fisikku karena terlalu banyaknya kegiatan di luar jam sekolah/kuliah yang sering dilakukan di banyak tempat-tempat yang tidak dekat dengan rumah. Baiklah itu anggap sebuah kewajaran. Kemudian aku mulai mencari solusi untuk tetap bisa aktif berorganisasi. Aku memilih IPNU IPPNU sebagai wadah berorganisasiku di tingkat desa. Ku kira ini akan tanpa masalah, namun sayangnya ekspektasiku terlalu dangkal. Beberapa kali rutinan (berzanji dan burdah) bahkan rapat-rapat kecil yang sering kuhadiri sering mendapat kritikan dari simak sepulang dari kegiatan tersebut. Pernah kujelaskan maksut kegiatan yang aku ikuti, namun agaknya simak kurang senang. Katanya “sing dilakoni kui opo jane, nek ora penting kui ora usah mangkat. Nang kono kui wes ono wong liyo. Cah wadok kui nek bengi nang omah bae, ora usah kakean mayeng.” Begitulah tanda kasih sayang yang tiap hari aku terima selepas kepulanganku dari kegiatan-kegiatan tersebut. Tidak jarang juga sms berdatangan ketika jam menunjukkan pukul 9 malam “kon bali !” begitu bunyi sms dari adikku dan kakakku. Sudah ku tebak pasti itu perintah simak. Seketika itu aku bersiap bergegas pulang, padahal waktu rapat baru saja dimulai dan kebetulan waktu itu aku berperan sebagai pembawa acaranya. Tapi karena ketakutanku dengan simak membuatku tak pikir panjang langsung keluar dari rapat tersebut. Pernahku abaikan sms itu, tapi yang ada “omelan kasih sayang” lagi yang kudapatkan. Hampir pernah aku berdebat dengan simak, bahwa yang aku ikuti itu adalah kegiatan-kegiatan positif bukan sekedar “kumpul-kumpul kosong” tanpa makna. Sayangnya..simak tetap teguh pada pendiriannya, “wong wadok kudu nang omah neg wayah bengi”. Curi-curi kesempatan pernah juga kulakukan, berangkat rapat/rutinan tanpa ijin. Dikarenakan kalau ijin dari awal pasti sudah akan dilarang. Dan akhirnya “omelan kasih sayang” lagi yang kudapatkan ketika aku sampai di rumah. Begitu aku alami sampai sekarang, dimasa aku yang sudah berkepala dua.
Akhirnya aku hanya bisa mengikuti sedikit kegiatan yang aman dari “omelan kasih sayang” yaitu yanalil (yasin wa tahlil) yang biasa dilakukan pada malam jum’at ba’da maghrib. Berzanji sudah ada penerusnya, jadi sedikit lega ada yang “ngurip-nguripi” mushola dengan generasi yang baru, dimana aku hanya bisa memantau dari kejauhan tanpa ikut di dalamnya lagi. Sesekali ketika simak tidur awal sempat aku curi-curi kesempatan ke mushola untuk berzanjinan bersama anak-anak. Agaknya lambat laun simak sedikit tidak berkomentar, tapi aku merasakan keberatan dalam hatinya ketika anaknya keluar malam walaupun untuk hal-hal yang positif.
Dan sekarang aku hanya bisa menjadi penikmat bukan sebagai pelaksana. Dalam benakku selalu muncul kalimat “Ridhollah fi ridhol walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain (ridho Allah terletak pada ridho pada kedua orang tua Kemurkaan Allah terletak pada kemarahan ke dua orang tua). Karena hati ini tak kan pernah nyaman dan tenang ketika simak tidak merestui apa yang aku lakukan.
Semoga saja dan insyaallah barokah.. 

Dan untuk kalian anak-anak yang selalu mendapat dukungan dari orang tua terutama dalam kegiatan-kegiatan positif, maka gunakanlah kesempatan itu dengan bijak. 

Sabtu, 15 Oktober 2016

RUTINAN BERZANJI DI MUSHOLA AL-ISTIQOMAH ROWOYOSO

Sabtu, 15 Oktober 2016

Mendengar lantunan suara mereka mengingatkanku pada sebuah perjuangan yang dulu pernah kita lakukan bersama (Qiply & Pino). Berawal dari semangat yang menggebu-gebu ingin “ngurip-ngurip mushola” kita berjalan menyusuri jalan tiap malam ahad. Dimana biasanya kaum muda mudi berpacaran atau sekedar bermain dengan teman atau bahkan jalan-jalan ke mall, kita malah justru lebih asyik melantunkan “nadhom-nadhom” berzanji di mushola tercinta Al-Istiqomah Rowoyoso. Pernah kita lalui hanya segelintir orang yang datang, bahkan pernah hanya kita berdua (aku dan kamu pino/qiply) atau hanya kita bertiga saja melantunkan berzanji, tak jarang juga sering aku mendapatkan omelan ibu karena kepulanganku yang katanya terlarut malam, hujan yang pernah kita terjang bersama tak pernah menyurutkan langkah kita untuk berzanji. Semua kita lakukan dengan penuh rasa senang tanpa beban. Bagi kita melantunkannya seperti beban masalah dalam pikiran kita seakan hilang dan hati terasa tentram dan damai.  
            Kini perjuangan kita membuahkan hasil kawan.. “mbabat” anak-anak seumuran sekolah yang lebih mentingin les ketimbang rutinan di mushola, sekarang telah beralih menjadi generasi penerus kita, anak-anak emas yang insyaallah sholehah. Yang awalnya malu-malu memegang “mic”. Bahkan ada yang parno dengan mic, sekarang sudah lihai dan bersahabat dengan mic. Mereka lantunkan “nadhom-nadhom” berzanji dengan penuh percaya diri.
Kepada kalian lah…kami berharap rutinan yang sederhana ini bisa istiqomah. Sesuai dengan nama mushola kita “Al-Istiqomah”. J

Allahumma sholli wasallim wabarik’alaih.. J

Minggu, 29 Maret 2015

bismilllah...
tuntun aku menggapai ridhomu ya Allah....


Selasa, 09 September 2014

Selasa, 9 September 2013

akhir-akhir ini, saya sering terpikirkan masalah jodoh..
mengingat keadaanku sekarang yang sudah memasuki semester 7, dan mentargetkan semester 8 saya sudah di wisuda. mau tidak mau saya juga harus memikirkan tentang siapa dan seperti apa jodoh yang telah Allah seiapkan untukku. Saya tidak munafik mengharapkan jodoh yang ideal...seperti ganteng, pintar, kuat agamanya, dari keluarga yang baik-baik dan juga mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang bagus juga.
dari orang tua mengharapkan jodoh saya adalah seorang guru. tapi entahlah..saya bingung ya Allah...
bimbinglah aku dalam menemukan jodohku

#sang_pembelajar

Selasa, 29 April 2014

LAPORAN KKL



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Eksistensi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bagi Mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tentang ketarbiyahan (kependidikan) bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan memiliki dasar pemikiran yang menjadi acuan eksistensi kegiatan tersebut. Adapun dasar pemikirannya adalah sebagai berikut :
1.         Dalam kurikulum jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan, bobot KKL adalah 0 SKS, namun demikian program ini bersifat wajib bagi seluruh mahasiswa. Dikatakan wajib karena kegiatan ini merupakan program intra-kurikuler mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan. Oleh karena itu, setiap mahasiswa yang belum melakukan kegiatan ini, dipastikan secara administrasi dan akademis belum diakui memenuhi kualifikasi sebagai output (keluaran) dan outcome (hasil) mahasiswa STAIN Pekalongan.
2.         Kompetensi utama lulusan mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan  yaitu menjadi guru agama Islam yang profesional. Untuk memiliki kompetensi tersebut, mahasiswa sebagai calon guru harus meningkatkan kualitas dirinya secara terus menerus melalui usaha pendidikan dan pelatihan serta menggali pengalaman yang diperoleh dari berbagai lembaga pendidikan yang telah menunjukkan keunggulan dalam mengembangkan profesi guru.
3.         Disamping kompetensi utama diatas, lulusan mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah diharapkan dapat menjadi pengelola lembaga pendidikan yang profesional dan unggul. Sebagai pengelola lembaga pendidikan yang profesional dan unggul, mereka dituntut untuk memiliki berbagai pengalaman tentang pengelolaan lembaga pendidikan. Mereka harus belajar secara langsung terhadap lembaga pendidikan yang telah mampu mengelola pendidikan secara unggul dan profesional.
Untuk itu, Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan memilih SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang sebagai tempat KKL tentang ketarbiyahan bagi mahasiswa Prodi PAI Jurusan Tarbiyah pada semester genap tahun akademik 2013/2014 karena sekolah tersebut termasuk lembaga pendidikan di Indonesia yang unggul dan berprestasi

B.       Standar dan Kompetensi Dasar Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
1.      Standar Kompetensi
Standar Kompetensi kegiatan Kuliah Kerja Lapangan tentang Ketarbiyahan adalah mahasiswa mampu menelaah secara komprehensif tentnag pengelolaan pendidikan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang.
2.      Kompetensi Dasar
Adapun kompetensi dasar yang hendak dicapai oleh mahasiswa peserta Kuliah Kerja Lapangan tentang ketarbiyahan adalah sebagai berikut:
a)    Mahasiswa dapat mengurai tentang manajemen pengelolaan kurikulum dan program pembelajaran,
b)   Mahasiswa dapat menemukan tentnag manajemen tenaga kependidikan,
c)    mahasiswa dapat mengungkap manajemen kesiswaaan,
d)   Mahasaswa dapat menelaah tentang manajemen keuangan dan pembiayaan,
e)    Mahasiswa dapat menggali tentang manajemen sarana dan prasarana, dan
f)    Mahasiswa dapat mengungkap tentang manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.



BAB II
POKOK-POKOK PEMIKIRAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

A.      Pengertian Manajemen Pendidikan
                 Secara etimologis, kata “manajemen” berasal dari kata “managio” berarti “pengurusan” atau “managiare”, yaitu melatih dalam mengatur langkah-langkah, atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi.[1] Kata manajemen juga berasal dari bahasa Inggris yakni berasal dari kata (verb) “to manage” yang identik dengan kata “to control” dan “to handle”. Kata manajemen secara etimologis berarti mengelola, memeriksa atau mengawasi dan mengurus.[2]
                 Ditinjau secara terminologi kata “manajemen” memiliki banyak makna. Nanang Fattah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan memberikan batasan, manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien.[3]
                 Kementrian Pendidikan Nasional memberikan definisi manajemen sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.[4]
                 Oemar Hamalik dalam bukunya Manajemen Pengembangan Kurikulum memberikan batasan kata manajemen yaitu suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha-usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.[5]
                 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai suatu tujuan.
                 Manajemen pendidikan menurut Sagala adalah penerapan ilmu manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan manajemen dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.[6]
                 Manajemen pendidikan lebih bersifat umum untuk semua aktivitas pendidikan pada umumnya, sedangkan manajemen pendidikan Islam lebih khusus lagi mengarah pada manajemen yang diterapkan dalam pengembangan pendidikan Islam. Dalam asrti bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu sendiri.[7]

B.       Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
                 Secara umum yang menjadi substansi dari manajemen pendidikan, adalah: a) Manajemen kurikulum dan pembelajaran, b) Manajemen personalia, c) Manajemen peserta didik, d) Manajemen administrasi sekolah, e) Manajemen sarana dan prasarana, f) Manajemen keuangan, g) Manajemen hubungan masyarakat.

C.      Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan
                 Manajemen pendidikan mempunyai fungsi yang terpadu dengan proses pendidikan khususnya dengan proses pembelajaran. Manajemen adalah ilmu aplikatif dimana jika dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan meliputi beberapa hal: planning, organizing, actuating, dan controling.
1.      Perencanaan (Planning)
           Nanang Fattah mengutip penjelasan Roger A. Kauffman tentang perencanaan, yaitu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien mungkin.[8]
           Fungsi perencanaan mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi progam pendidikan, dan lain-lain. Dalam rangka pengelolaan diperlukan kegiatan penyusunan rencana, yang menjangkau ke depan, untuk memperbaiki keadaan dan memenuhi kebutuhan dikemudian hari, menentukan tujuan yang hendak ditempuh, menyusun program yang meliputi pendekatan, jenis dan urutan kegiatan, menetapkan rencana biaya yang diperlukan, serta menentukan jadwal dan proses kerja.[9]
2.      Pengorganisasian (Organizing)
           Ramayulis menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interaksi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan dan jelas.[10]
           Fungsi organisasi meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan secara integral. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan, seperti: mengidentifikasi jenis dan tugas tanggung jawab dan wewenang, merumuskan antara hubungan kerja.[11] 
3.      Penggerakan (Actuating)
            George R. Terry mendefinisikan actuating sebagai “tindakan mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi”.
            Fungsi penggerakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan efesiensi proses dan keberhasilan program pelatihan. Hal ini diperlukan sehubungan dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab serta kewenangan tadi, sehingga terjadi peningkatan kegiatan personal, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan keberhasilan program.[12]
4.    Pengawasan (Controling)
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai.[13]
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.


BAB III
POKOK-POKOK PEMIKIRAN MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SMP ISLAM AL AZHAR 14 SEMARANG

A.      Visi dan Misi SMP Islam Al- Azhar 14 Semarang
Adapun visi dan misi SMP Islam Al- Azhar 14 Semarang adalah sebagai berikut:[14]
1.      Visi
Unggul dalam prestasi, berbudi, cerdas, dan religius.
2.      Misi
a)      Melaksanakan sistem pendidikan yang Islami
b)      Menumbuhkembangkan potensi akademis dan non akademis peserta didik
c)      Meningkatkan kualitas lulusan peserta didik
d)     Meningkatkan kemampuan guru secara profesional
e)      Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
f)       Meningkatkan manajemen sekolah yang handal
g)      Membina ukhuwah Islamiyah antar masyarakat sekolah

B.       Manajemen Pengelolaan Kurikulum dan Strategi Pembelajaran
SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan dua macam kurikulum, yaitu Kurikulum Diknas dan kurikulum Al Azhar. Kurikulum diknas merupakan kurikulum yang sudah menjadi kesepakatan bersama dalam dinas pendidikan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di seluruh Indonesia terkhusus pada SMP Islam Al Azhar 14 Semarang. Kurikulum tersebut berupa kurikulum 2013 yang ciri khas dari kurikulum tersebut salah satunya ialah berpusat pada peserta didik. Kurikulum 2013 tersebut di dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang di berlakukan pada peserta didik kelas VII. SMP Islam Al Azhar 14 Semarang mencoba menggunakan kurikulum 2013 walaupun sekolah tersebut bukan termasuk sekolah yang diuji cobakan dalam penggunaan kurikulum 2013. Dalam penggunaan kurikulum 2013 SMP Islam Al Azhar tidak mengalami kesulitan, dikarenakan sebelum menggunakan kurikulum 2013 kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah ialah memprioritaskan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Sedangkan untuk peserta didik kelas VIII dan IX masih menggunakan kurikulum KTSP.
Kurikulum yang kedua yang digunakan di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang ialah kurikulum Al Azhar. Kurikulum Al Azhar merupakan kurikulum yang berisi tambahan mata pelajaran bahasa arab, Al-quran, qiro’ati, dan IMTAQ yang dikaitkan dengan Al-quran serta adanya hafalan surat juz ke-30 atau yang sering disebut dengan sebutan tahfidz Al quran. SMP Islam Al Azhar 14 Semarang dalam menggunakan kurikulum Al Azhar mengacu pada sekolah Al Azhar yang ada di Jakarta.
Berikut ini merupakan struktur kurikulum di SMP Islam Al Azhar 14 Semarang :       
No
Mapel
VII
VIII
IX
1
PAI
3
2
2
2
PKn
3
2
2
3
B. Indonesia
6
5
5
4
Matematika
6
6
6
5
Sains
5
5
5
6
IPS
4
4
4
7
B. Inggris
4
4
4
8
Seni Budaya
2
2
2
9
Prakarya/TIK
2
2
2
10
Penjas
3
2
2
11
B . Jawa
2
2
2
12
BK
1
1
1
13
Al Qur’an
2
2
2
14
B. Arab
2
2
2
15
BTAQ (Qiro’ati)
2
2
2
Sedangkan dalam strategi pembelajarannya, sekolah SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang untuk kelas VII menggunakan pendekatan cara gaya belajar: visual, estetik, audio. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran berdasarkan bakat dan minta peserta didik. Sedangkan untuk kelas VIII dan IX menggunakan model akademis, yaitu dengan mengelompokkan anak yang pintar dengan anak yang pintar, anak yang sedang dengan yang sedang dan anak yang kurang dengan anak yang kurang. Akan tetapi model ini banyak mudhorotnya karena kelas yang didominasi anak-anak pintar akan meremehkan kelas anak yang kurang pintar dan tidak mau mengajarkan ilmunya kepada temannya yang kurang pintar. Sedangkan kelas yang terdiri dari kumpulan anak-anak yang kurang pintar membuat guru kesulitan dalam mengajar sehingga dengan model ini mengakibatkan yang pintar semakin pintar dan yang bodoh semakin bodoh.
C.      Manajemen Tenaga Kependidikan
Suatu lembaga pendidikan ada beberapa komponen yang harus ada guna menunjang keberlangsungan proses pendidikan. Salah satunya adalah tenaga pendidik. Ketika suatu lembaga pendidikan tidak memiliki tenaga pendidik, maka akan  mustahil pendidikan tersebut akan berkembang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga yang diperhatikan oleh SMP Al Azhar 14 Semarang. Lembaga pendidikan yang berada di bawah yayasan pendidikan Islam (YPI) ini sangat memperhatikan aspek tenaga kependidikan guna mengantarkan siswa-siswinya untuk dapat bersaing dengan sekolah unggulan yang ada.
Dalam perekrutan tenaga pendidik atau guru, pihak yayasan tidak main-main. Untk menjadi tenga pendidik di SMP Al Azhar 14 Semarang harus memenuhi syarat kualifikasi dan mengikuti seleksi ketat. Untuk syarat yang harus dpenuhi di antaranya, minimal pendidikan strata 1 (S-1), beragama Islam, dan menguasai bahasa Inggris. Selain itu ada syarat lain  yang harus dipenuhi calon pendidik SMP Al Azhar 14 Semarang, yaitu tidak diperkenankan double job, artinya tidak diperkenankan mengajar di sekolah lain meskipun ia baru masuk tahap seleksi. Jika ketahuan mendua secara otomatis akan langsung dicoret dari dafar calon pendidik. Satu hal lagi yang harus dikuasai tenaga pendidik yaitu sesuai dengan visi dan misi yang diemban SMP Al Azhar 14 Semarang ini bahwasanya, dalam proses KBM pendidik harus mampu memasukkan muatan IMTAQ dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan.
Untuk memperoleh tenaga pendidik yang benar-benar memilki kredibilitas dan potensi yang unggul, maka dalam perekrutannya pun membutuhkan tahap yang ketat agar tidak terjadi kesalahan dalam merekrut calon pendidik. Bebera tahapan yang harus dilewati calon pendidik SMP AL Azhar 14 Semarang ini, diantaranya:
1.      Seleksi administrasi
2.      Test tertulis
3.      Micro theacing
4.      Psikotest
5.      Wawancara.
Jika calon pendidik berhasil melewati kelima tahapan tersebut, maka akan dinyatakan lolos seleksi dan dapat mengajar di SMP Al Azhar 14 Semarang. Dinyatakan lolos seleksi bukan berarti semuanya selesai, maksudnya adalah bahwa ad beberapa tahap atau jenjang yang harus dilewati pendidik ataupun karyawan untuk mencapai puncak atau dapat dikatakan menjadi karyawan tetap yayasan. Untuk mencapai itu tahapan yang harus di lalui adalah:
1.      GTT (Guru Tidak Teteap)
Maksudnya adalah selama tiga bulan pertama karyawan atau guru akan dipantau kinerjanya, ketika selama tiga bulan pertama memiliki prestasi kinerja yang bagus maka sudah dipastikan akan aman.
2.      Kontrak
Setelah melewati masa percobaan selama tiga bulan maka mereka akan menjadi karyawan atau guru kontrak.
3.      Magang
Jika dinyatakan berhasil melewati masa kontrak makan akan melaju ke tahap magang, biasanya disebut juga sebagai guru ngabdi.
4.      Karyawan Tetap Definif
Maksudnya adalah sudah menjadi karyawan atau guru tetap SMP Al Azhar 14 Semarang.
5.      Karyawan Tetap Yayasan
Setelah berhasil melewati tahapan di atas, maka mereka berhak menyandang sebagai karyawan atau guru tetap yayasan Al Azhar, biasanya gelar ini akan disandang setelah melewati lima tahun mengajar atau bekerja.
Untuk menciptakan siswa-siswa yang cerdas dan mampu bersaing, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang cerdas juga. Tentunya, untuk mencpai itu semua, pihak yayasn menawarkan program yang dapat mengembangkan karyawan, yaitu dengan adanya program pembinaan. Program pembinaan itu sendiri ada empat jenis, yaitu:
1.      Pembinaan langsung dari YPI.
2.      Pembinaan  Diknas.
3.      Pembinaan Internal.
4.      Pembinaan Insidental.


D.      Manajemen Kesiswaan
1.      Mekanisme dan Strategi Rekruitmen Siswa
a)      Kualifikasi calon siswa baru yaitu tidak membedakan siswa pintar atau tidak pintar ( semua siswa dapat mendaftar dan masuk ke sekolah Al-Azhar 14 Semarang).
b)      Sebelum kelulusan SD, di Sekolah Al-Azhar ini telah membuka tes masuk terlebih dahulu.
c)      Semua anak dari SD Al-Azhar harus diterima di SMP Islam Al-Azhar ini, karena SMP Al-Azhar ini berprinsip bahwa pendidikan itu harus bertahap dan berkelajutan.
d)     Pada saat Pendaftaran Wali siswa ditarik biaya setengah dari biaya masuk secara keseluruhan
e)      Pada tahun ini SMP Islam Al-Azhar membuka pendaftaran sebanyak 150 quota.
f)       Untuk prosentase kelulusan SMP Islam Al-Azhar selalu 100% dan jumlah siswa barunya selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
2.      Pengembangan Kemampuan Akademik dan Non Akademik
Program manajemem kesiswaan pada sekolah SMP Al-Azhar 14 Semarang terbagi menjadi dua yaitu:
a)      Program Akademik, program akademik di SMP Al-Azhar ini antara lain:
1)      Remidial
2)      Pengayaan
3)      Pendalaman materi
4)      TRY OUT
5)      OSN
b)      Program Non Akademik
Program Non Akademik yaitu program yang dilaksanakan untuk mengembangkan potensi dan bakat dari masing-masing siswa.
1)      Program Kemuridan
·      Masa orientasi murid
·      Masa orientasi murid ini dilaksanakan untuk siswa baru ketika pertama masuk yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah dengan siswa sendiri.
·      Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
·      Fieldtrip dalam kota
·      Studi wisata bagi kelas VIII
·      Outbond bagi murid kelas VII
·      Pentas seni dan pagelaran karya murid
·      Parent teacher
Parent Teacher yaitu orang tua siswa ditugaskan untuk mengajar kelas anaknya sendiri sesuai dengan profesi atau keahliannya selama satu sampai dua jam. Parent teacher ini dilaksanakan bertujuan agar orang tua dapat mengetahui bagaimana pembelajaran anak didalam kelas. Misalnya, terdapat wali murid berprofesi sebagai dokter maka ia ditugaskan mengajar tentang kesehatan.
·      Perayaan hari besar Islam dan Nasional
·      Ekstra kurikuler
·      Pertukaran pelajar
2)      Program Keagamaan
·           PAI , Al Qur’an dan B Arab
·           Tadarus Al Qur’an
Dilaksanakan pagi hari sebelum memulai pelajaran.
·           Integrasi agama dalam setiap mata pelajaran umum dan Iptek pada pelajaran Agama
§   Kesinambungan antara semua mata pelajaran umum dengan pelajaran agama.
·           Sholat dhuha dua pekan sekali setiap hari senin
·           Sholat Dzuhur dan Jum’at berjama’ah
·           Amaliyah Ramadhan
·           Pesantren Ramadhan
·           Penyembelihan hewan qurban
·           Hafalan Qur’an Juz 30
§   Sistem hafalan yaitu berkelompok minimal 10 siswa dalam satu regu dan didampingi oleh satu guru pembimbing, kelompok ini dibentuk dengan mempertimbangkan kemampuan siswa.
·           Gerakan saudara asuh
·           Khotmil Qur’an
§   Dilaksanakan setiap setahun sekali bagi siswa yang sudah menghafal al-qur’an 30 juz seperti yang telah ditargetkan oleh sekolah.
·           Pembiasaan salam
·           Mentoring murid
3)      Kesehatan, Keamanan dan Kenyamanan Siswa
Untuk kesehatan, keamanan dan kenyamanan sudah baik karena didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. seperti UKS, Kamar mandi, dan sarana penunjang lainnya yang mempengaruhi proses pembelajaran.
4)      Tata Tertib
Tata tertib peserta didik di SMP Al-Azhar 14 Semarang menggunakan sistem poin, dimana setiap siswa yang berlaku baik maka akan mendapat poin positif ( plus) dan siswa yang berlaku tidak baik maka akan mendapat poin negatif. Jika poin negatif telah terkumpul banyak maka siswa dapat dikeluarkan dari SMP Al-Azhar.
Untuk menanamkan kedisiplinan, SMP Al-Azhar 14 Semarang meminimalisir siswa agar tidak saling mencontek. Apabila diketahui mencontek maka wali siswa akan dipanggil kesekolah.
E.       Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
1.      Sumber Dana dari SPP Siswa
Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang dalam sistem pembayaran SPP antara kelas VII, VIII, dan IX berbeda. Untuk SPP kelas VII, 1 bulannya Rp. 600.000,-, sedangkan untuk kelas VIII dan IX disesuaikan dengan kebutuhan di kelas VIII dan IX.
Untuk uang penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMP Islam Al-Azhar, biaya yang dibebankan untuk peserta didik baru adalah Rp. 13.000.000,- ditambah dengan uang modul yang totalnya Rp. 15.000.000,-
2.      Sumber Dana dari Pemerintah, dan Sumber Lainnya
SMP Islam Al-Azhar adalah lembaga sekolah swasta yang berasal dari Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar di Jakarta sehingga sumber dana yang di SMP Islam Al-Azhar berasal dari swasta juga. Dalam hal ini pembiayaan operasional SMP Islam Al-Azhar berasal dari Yayasan Bina Manusia (Bimatama) Semarang. Sedang Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar Jakarta tempat SMP Islam Al-Azhar bernaung hanya menjadi sumber manajemen kurikulum.
Namun di SMP Islam Al-Azhar juga mendapat bantuan operasional sekolah (BOS) dari pemerintah.
3.      Gaji Guru, Staf admistrasi, dan penjaga/keamanan
Guru, staf admistrasi, dan karyawan lainnya di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang akan mendapat uang Pembinaan Karyawan yang berasal dari:
     YPI
     Diknas
     Internal
     Insidental
Selain itu kesejahteraan guru dan karyawan berasal dari:
·         Gaji/ Honor:Gaji Pokok, Tunjangan, Uang Makan, Transport, Uang Kerajinan Kerja
·         Non Gaji:Pengganti cuti, Penggantian kacamata, Pengobatan, Hadiah menikah, Pesangon, JHT, Rekreasi, Umroh, Study Lanjut
4.      Strategi Menggali Sumber Dana
Sumber dana SMP Islam Al-Azhar berasal dari: SPP (orangtua), Kas Yayasan, Sekolah (RAPBS), Kegiatan dan Pelaporan.

F.       Manajemen Sarana dan Prasarana
Untuk mencapai keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar maka perlu ditunjang dengan berbagai saran dan prasarana. Setiap sekolah sudah semestinya memiliki sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran langsung di SMP Al Azhar 14 Semarang meliputi: laboratorium bahasa, laboratorium IPA, Perpustakaan, Ruang seni Budaya dengan kondisi baik dan memadai sebagaimana fungsinya. Dengan adanya sarana tersebut siswa lebih mudah memahami dan mengeksplorasi pembelajaran. Seperti halnya dalam perpustakaan dimana telah tersedia buku bacaan atau referensi yang sudah cukup lengkap, akan tetapi pada ruang baca diperpustakaan terlalu sedikit dibanding dengan jumlah siswanya.
Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran tidak langsung di SMP Al Azhar Semarang yang terdiri dari :
1.    Ruang kelas yang representatif dimana posisi tempat duduk siswa satu meja satu siswa sehingga siswa diharapkan akan lebih mandiri.
2.     Kantor  pejabat dan staf administrasi sudah cukup lengkap meliputi: ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, Ruang Tata Usaha, Ruang Jam’iyah dan Ruang BK dimana dalam masing-masing bagian ruangan sudah terfasilitasi dengan sesuai kebutuhannya masing-masing.
3.    Kamar mandi yang tersedi disana sudah mencukupi dimana dalam setiap sudut rangan sudah tersedia kamar mandi dengan keadaan kamar mandi/ toilet bersih.
Disana kami sempat melakukan wawancara pada beberapa siswa tentang sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah mereka mengatakan sudah cukup puas dengan sarana yang ada karena bakat dan minat mereka tersalurkan.
Untuk managemen sarana dan prasarana di SMP Al Ahzar 14 berpusat pada yayasan dimana sekolah hanya mengelola, memanfaatkan, menginventarisasi dan merawat semua sarana dan prasarana yang ada disekolah tersebut.  

G.      Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.         Kerjasama dengan lembaga pendidikan yang lain
SMP Al-Azhar  14 Semarang merupakan salah satu sekolah swasta Islam yang dinaungi oleh sebuah Yayasan pusat yaitu Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPI) yang berpusat di kota Jakarta. Yayasan ini merupakan yayasan pusat yang mengkoordinir seluruh sekolah Al-Azhar  yang ada di Indonesia. Melihat bahwa pola pendidikan Al-Azhar ternyata mendapat tempat di hati umat (masyarakat sekitar), maka Yayasan BIMATAMA (Bina Manusia Utama)yang berada Jalan Kelentengsari I Pedalangan Banyumanik,Semarang, merasa perlu memprakarsai suatu kerjasama pendidikan dalam bentuk kerjasama franchise.Bentuk kerjasama ini kemudian dikenal dengan nama“Di Bawah Bimbingan”. Artinya bahwa SMP Al-Azhar 14 Semarang tidaklah berdiri sendiri seperti halnya  sekolah lain, akan tetapi ada pihak terkait yang menaunginya.
Dalam bentuk kerjasama “Di Bawah Bimbingan” Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Yayasan BIMATAMA Semarang sebagai penyelenggara KB, TK, SD serta SMP Islam Al-Azhar yang berkedudukan di kota Semarang berada dalam naungan YPI Al-Azhar dengan Keputusan Nomor 161/YPI/Pend./X/1998 mendapatkan nomor urut jenjang 14 kemudian dikenal dan disebut dengan nama “SMP ISLAM AL-AZHAR 14 SEMARANG”.
2.         Strategi membangun kerjasama dengan lembaga non pendidikan
a.         Dinas terkait
b.        Media Massa
Di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang ini bekerjasama dengan media massa salah satunya yaitu kerjasama dengan kompas, salah satu media non elektronik yang mana memuat berbagai hal menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di sekolah tersebut, hal ini dilakukan sebagai wujud komitmen maupun wujud apresiasi terhadap terselenggaranya segala program yang ada pada sekolah ini sekaligus sebagai pembuktian bahwa SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang ini mempunyai kualitas yang baik, dan tidak kalah dengan sekolah unggulan lainnya, hal ini juga dilakukan sebagai ajang promosi agar para orang tua dapat menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut, karena sekolah ini tidak hanya mengedepankan kualitas di bidang akademiknya saja, akan tetapi juga dibidang keagamaan.
3.         Strategi membangun kerjasama dengan lembaga non pendidikan
a.         Jam’iyyah
Merupakan suatu perkumpulan antara orang tua murid yang mana, kegiatan ini biasanya dilakukan dengan melakukan suatu perkumpulan yang mengundang wali murid, baik pembicaranya berasal dari wali murid itu sendiri maupun dari sekolah tergantung dari bidang keahlian masing-masing. Misalkan dalam sekolah tersebut terdapat permasalahan bidang kesehatan bisa mengundang para wali murid yang ahli dalam bidang tersebut, hal ini dilakukan agar wali murid bisa terlibat langsung dalam program maupun kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.
b.        Masyarakat
Salah satu kerjasama yang dilakukan adalah dengan adanya kegiatan yang melibatkan langsung  masyarakat hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kegiatan yang secara tidak langsung mengundang para ahli maupun tokoh masyarakat setempat.

BAB IV
HARAPAN DAN MIMPI MAHASISWA PESERTA KKL SEBAGAI CALON GURU DAN MANAGER SEKOLAH YANG PROFESIONAL SERTA UNGGUL DI MASA YANG AKAN DATANG

Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang maka harapan dan mimpi kami sebagai peserta KKL dan sebagai calon guru, manajer sekolah yang profesional serta unggul di masa yang akan datang adalah :
1.        Harapan kami SMP Islam Al-Azhar Semarang dapat menjadi cermin nyata bagi kami para calon pendidik bahwa untuk membangun sistem pendidikan yang bagus dan berprestasi sangat mungkin terjadi asal dibarengi dengan semangat sungguh-sungguh.
2.        Dengan segudang prestasinya dapat menjadi cambuk bagi para calon pendidik untuk menjadi lebih berinovasi lagi.Berani mengembangkan inovasi kurikulum sendiri sesuai dengan kebutuhan.
3.        Kami berharap dapat mencontoh dan menerapkan strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik,
4.        Kami berharap dapat mengadakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan tidak terbatas pada ruang kelas tetapi dapat juga diruang kelas, selain itu walaupun sekolah yang dibangun bertaraf elite dan biaya masuknya mahal, tetapi tetap menyediakan beasiswa bagi anak-anak orang yang kurang mampu, agar semua kalangan masyarakat dapat memperoleh pendidikan yang layak. Karena pendidikan adalah Hak bagi setiap orang.
5.        Dengan segudang prestasi yang dimiliki oleh guru dan siswa SMP Islam Al-Azhar Semarang menjadi pembakar semangat kami untuk mewujudkan mimpi besar kami menjadi guru profesional dan berkualitas.
6.        Semoga kami dapat mendidik siswa kami kelak menjadi lebih baik dari yang ada pada SMP Islam Al-Azhar Semarang tentunya dengan menciptakan inovasi-inovasi terbaru didunia pendidikan.

BAB V
PENUTUP

            Dari hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kami di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang pada tanggal 17 April 2014, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.        Pada prinsipnya pengelolaan pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang sudah mengikuti kaidah-kaidah manajerial secara umum. Hanya saja untuk program pembiayaan masih relatif tinggi sehingga tidak terjangkau dari kalangan bawah.
2.        Faktor yang menjadi pendukung manajemen pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang adalah adanya kerjasama yang sangat kuat dari pihak sekolah dengan masyarakat, serta keberanian SMP Islam Al-Azhar dalam melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Sagala,Syaiful. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat
.Strategi Menangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam, Transformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang: UIN Maliki Press.
Fattah,Nanang. 2004.Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hamalik, Oemar. 2006.Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-pendidikan menurut.html/-m=l, diakses pada 21 April 2014.
Qomar,Mujamil. 2007. Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Gedung SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang


 Sistem pembelajaran di luar kelas

arang peserta didik)

Masjid SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang


Kantin SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
Toilet SMP Islam Al-Azhar 14 Semarang
















PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Semester Genap Tahun Akademik 2013/2014 di SMP Islam Al- Azhar 14 Semarang pada tanggal 17 April 2014 yang disusun oleh kelompok 9 ini telah dikonsultasikan dan diketahui oleh Dosen Pembimbing dan disahkan oleh Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan pada:

Hari                      : Kamis
Tanggal                :24 April 2014

                                                                                    Pekalongan, 24 April 2014

              Ketua Jurusan                                               Pembimbing



(Drs.Moh. Muslih, M.Pd, Ph.D.)                 (Ely Mufidah, M.S.I)
NIP. 1967 07 17 1999 03 1 001                     NIP. 1980 04 22 2003 12 2 002



 

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) DI
SMP ISLAM AL-AZHAR 14 SEMARANG

Disusun untuk memenuhi tugas Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014










Disusun Oleh Kelompok 9:
Ketua                          : Shofatul Jannah        (2021111183)
AnggotaKelompok     :

1.    Musiyami Ulfa       (2021111157)
2.    Badiatul Liza          (2021111146)
3.    Zahrul Fitriyah       (2021111156)
4.    Sholihatun Nisa      (2021111144)
5.    Nur Akhadiyah      (2021111151)
6.    Nur Fitriyani           (2021111143)
7.    Ika Nur Fitriana      (2021111168)
8.        Imro’atul Maghfiroh (2021111148)
9.        Nana Nur Hidayah   (2021111326)
10.    Gynae Lintang H.     (2021111327)
11.    Lilik Musfirotun N. (2021111324)
12.    I’anaturrizqia            (2021111305)
13.    Suli Reviana              (2021111201)
14.    Fatkhu Rohmah        (2021111307)


PRODI PAI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014


[1] Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi Menangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), hlm. 13
[2] Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, Transformasi Menuju Sekolah/Madrasah Unggul, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 48
[3] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 1
[4] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 623.
[5] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 16
[6] Mbegedut.blogspot.com/2012/06/pengertian-manajemen-pendidikan-menurut.html/-m=l, diakses pada 21 April 2014.
[7] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 10
[8] Nanang Fattah, Op., cit, hlm. 49.
[9] Oemar Hamalik, Op., cit, hlm. 81
[10] Ramayulis, Op., cit, hlm. 272.
[11] Oemar Hamalik, loc.cit, hlm. 81
[12]Ibid.,
[13]Nanang Fattah, Op., cit, hlm. 101
[14] Dikutip dari powerpointSMP Islam Al- Azhar 14 Semarang pada tanggal 17 April 2014